Rabu, 22 Januari 2014

Jodoh pasti bertemu kembali



Jodoh pasti bertemu kembali

            Percaya dengan cinta sejati? Mungkin sebagian orang ada yang percaya dengan cinta sejatinya. Mereka di takdirkan dari 2 insan yang menyatu, 2 hati yang saling melekat, 2 cinta yang saling menyayangi. Memperjuangkan cinta sejati itu tidak mudah, banyak tantangan dan rintangan yang harus di lewati. Jika kita saling bersama pasti semua itu akan mudah terlewati. Inilah cerita 2 insan yang di takdirkan bertemu hingga akhir hayat, walaupun hubungan mereka sempat terputus di tengah jalan karena cewe itu harus meneruskan sekolahnya di luar negri, mereka adalah Adam dan Casya.
            Adam dan Casya adalah pasangan yang sangat harmonis, di hubungan mereka tidak ada yang namanya masalah maka itu hubungan mereka sangat harmonis. Hubungan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya, mereka sudah berpacaran sejak duduk di bangku SMA, mereka awalnya hanya teman biasa tetapi di antara mereka memiliki perasaan yang sama hanya saja sulit untuk adam mengungkapkan perasaannya ke casya. Tetapi suatu saat adam memberanikan diri untuk mengajak casya jalan-jalan ke taman untuk mengungkapkan perasaannya.
Adam: “hai cas nanti ada waktu senggang?”
Casya: “ada kok, emang kenapa dam?”
Adam: “gue mau ngajak jalan-jalan ke taman, mau?”
Casya: “mau kok”
Adam: “beneran? Yaudah nanti sore gue jemput ya”
Casya: “iya”
Akhirnya sore itu adam menepati janjinya menjemput casya di rumahnya, sebelum pergi adam berpamitan dengan orang tua casya untuk mengajak casya pergi ke taman.
            Sepanjang jalan adam dan casya terlihat malu-malu, karena baru pertama kali ini mereka jalan bareng. Casya terlihat sangat cantik memakai dress merah dan make-up yang natural, tidak memakai make-up pun casya tetap cantik. Akhirnya mereka duduk di tepi danau dekat taman itu, ternyata adam sudah merencanakan untuk mengungkapkan perasaannya kepada casya dengan memberi bunga.
Adam: “cas,sebenernya aku sayang sama kamu,udah lama aku perhatiin kamu. Kamu itu baik, ramah, cantik, dan gak sombong sama siapa pun. Kamu mau jadi pacar aku?”
Casya: *terkejut* “aku juga sebenernya sayang sama kamu dam, aku mau kok jadi pacar kamu”
Adam: “bener? Makasih ya cas” *sambil memeluk casya*
Casya: “iya sama-sama dam”

Sejak saat itu mereka saling sayang dan setiap harinya adam selalu menjemput casya setiap berangkat dan pulang sekolah.

2 tahun kemudian...

Sekarang mereka sudah duduk di bangku 3 SMA dan hari sudah mendekati Ujian Nasional (UN), adam dan casya bersama-sama fokus ke pelajaran tetapi sesekali mereka belajar bersama di rumah casya. Adam dan casya juga saling support untuk menghadapi UN nanti. Betapa harmonisnya hubungan mereka ini, memang banyak rintangan yang mereka lewati tetapi mereka tetap saling percaya. Dan malam harinya casya sms ke adam memberitahu jika hpnya akan di simpan orang tuanya sampai selesai UN nanti.
Casya: *mengirim pesan* “dam, hp ku sepertinya mau di simpan sama mama sampai ujian selesai,kamu gak marah kan? Kamu juga semangat belajar ya sayang, jaga kesehatan juga ya, i love you ({})”
Adam: *membalas pesan casya* “iya sayang pasti kok, kamu juga jaga kesehatan dan semangat ujiannya. I love you too ({})”
Sejak saat itu mereka tidak ada komunikasi, tetapi seperti biasanya adam tetap menjemput casya ke sekolah.

Selesai Ujian Nasional dan Menunggu hasil pengumuman...

            Ini yang sangat di tunggu-tunggu oleh siswa/siswi kelas 3 SMA, menunggu hasil kelulusan mereka. Berjuang untuk kelulusan mereka, belajar, berusaha, berdoa agar di berikan nilai terbaik atas usaha-usaha mereka. Begitu juga dengan adam dan casya, sangat tidak sabar menunggu hasil pengumuman kelulusan. Dan akhirnya setelah mereka mendapatkan hasilnya, mereka lulus 100% dan mendapat nilai terbaik. Tetapi adam jahil sekali ingin mengerjai casya dan melihat ekspresinya jika sedang khawatir
Casya: “dam gimana hasilnya? Kamu lulus kan?”
Adam: “hasil punya ku jelek cas, aku tidak lulus”
Casya: “kamu gak lulus dam? Kok bisa? Bukannya kamu belajar terus? *mulai khawatir*”
Adam: “iya casya”
Casya: “kamu serius?”
Adam: *tertawa melihat ekspresi casya* “hahaha, ya engga lah sayang, aku lulus kok. Kamu lucu ih kalo lagi khawatir kaya gitu haha”
Casya: “ih adam! Gak lucu tau”
Adam: “lucu tau, tuh kan muka kamu merah haha”
Casya: “ih kamu ngeselin. *pipinya merah menahan malu*”
Adam: “ngeselin tapi tetep sayang kan?”
Casya: “iyadeh iya”
Mereka pulang dengan senang karena lulus dan mendapatkan nilai terbaik. Sebelum pulang mereka pergi jalan-jalan dulu ke mall. Itu lah kebiasaan anak muda jaman sekarang hahaha.
            2 bulan berlalu setelah pengumuman kelulusan itu. Adam bingung ingin melanjutkan kuliahnya dimana, tetapi casya merasa sangat sedih jika harus mengabarkan ke adam kalau ia akan sekolah di luar negri. Casya merasa sangat bingung, dia tidak ingin meninggalkan kekasihnya dan dia juga tidak mungkin menjalani hubungan Longdistance.
Keputusan orang tua casya sudah tidak bisa di rubah mau tidak mau casya harus tetap sekolah di luar negri, akhrinya casya menuruti keinginan orang tuanya dan segera menghubungi adam untuk bertemu, mungkin mengucapkan salam perpisahan dalam hatinya.
Casya: *menghubungi adam* tut... tut... tut...
Adam: “halo sayang ada apa? Tumben telpon jam segini”
Casya: “aku mau ketemu sama kamu sekarang, bisa kan?”
Adam: “bisa, ada apa memangnya?”
Casya: “kita ketemuan aja ya, aku mau ngomong sesuatu”
Adam: “*merasa heran dengan casya* yasudah kita ketemu dimana?”
Casya: “di taman ya, nanti kamu nyusul aja kesana”
Adam: “oke sayang”

            Sesampainya di taman adam melihat casya menangis, seperti ada masalah yang tidak bisa di selesaikan oleh casya. Adam mencoba untuk menenangkan casya agar tidak menangis dan mulai cerita tentang masalahnya.
Adam: “kamu kenapa sayang kok nangis? Ada masalah ya? Cerita sama aku”
Casya: “tapi kamu janji jangan marah”
Adam: “iya sayang”
Casya: “gini dam, orang tua aku minta aku nerusin sekolah di luar negri tapi aku udah nolak berkali-kali tapi mereka tetep keras kepala ingin aku sekolah disana. Gimana nih dam? Aku gak mau ninggalin kamu”
Adam: “casya dengerin aku! Aku gak masalah kamu mau sekolah disana, itu udah jadi keputusan orang tua kamu. Aku disini akan tetap nunggu kamu, aku tetap sayang sama kamu cas”
Casya: “tapi gimana sama hubungan kita dam?”
Adam: “mungkin hubungan kita sampai disini aja cas”
Casya: “engga dam! Aku gak mau, aku sayang sama kamu. *sambil menangis lagi*”
Adam: “terus gimana cas? Kita Longdistance? Apa kamu kuat ngejalanin hubungan itu? Aku gak masalah kalo kamu sanggup!*mulai kesal*
Casya: “apa kamu gak sayang sama aku?”
Adam: “aku sayang sama kamu”
Casya: “yaudah kalo ini mau kamu, aku mau perjuangin hubungan kita tapi kamu milih akhirin hubungan kita. Aku kira kamu cinta sejati aku”
Akhirnya casya pulang dengan perasaan sakit dan sangat sedih, jika adam tetap akan menunggunya sampai selesai sekolah nanti mungkin cinta mereka akan tetap berjalan. Di sisi lain adam sangat sedih mendengar kabar itu, sebenarnya adam tidak mau mengakhiri hubungan mereka tapi adam terpaksa mengatakan seperti itu.

Saat di bandara...

            Suasana bandara sangat ramai pengunjung, banyak turis domestik dan turis luar negri yang berdatangan. Inilah keberangkatan casya untuk sekolah di luar negri. Sebelum berangkat casya mengabari adam jika ia akan berangkat hari ini tetapi adam tak membalas pesan itu.
Sebenarnya adam membaca isi pesan itu dan langsung pergi ke bandara karena ingin melihat mantan kekasihnya pergi ke luar negri untuk melanjutkan sekolah. Adam melihat dari kejauhan, ia tidak berani mendekat karena takut melihat casya menangis lagi. Tampak wajah casya yang terlihat sedih dan seperti sedang mencari seseorang. Pesawat akan segera berangkat, casya segera pergi ke dalam pesawat dan berlambai-lambai kepada keluarganya. Adam hanya bisa terdiam dan tersenyum sedih melihat pesawat segera lepas landas, dalam hati adam berkata “selamat jalan sayang, suatu saat kita pasti akan bertemu lagi dan kamu baik-baik disana. Aku sayang kamu casya”. Hanya itu yang bisa adam katakan dalam hatinya. Adam janji dengan dirinya sendiri akan menunggu casya sampai ia kembali lagi, adam tetap sayang sama casya karena adam merasa casya adalah cinta sejatinya.

4 tahun kemudian...

            4 tahun berlalu sudah setelah kepergian casya. adam sangat kesepian tanpa sosok casya di sisinya, seperti ada yang hilang di dalam dirinya. Adam sangat ingin sekali menghubungi casya di luar negri tapi takut mengganggu sekolahnya disana. Ini adalah hari wisuda adam setelah menyelesaikan kuliahnya, adam sering berkhayal jika casya tiba-tiba datang untuknya. Baginya itu hal yang mustahil. Casya sepertinya telah membenci dirinya karena kejadian waktu itu tapi mau bagaimana pun adam tetap sayang dan cinta sama casya.
Setelah pulang wisuda adam pergi ke taman, tempat kenangan mereka dulu saat masih pacaran. Disinilah tempat sisa-sisa kenangan bersama casya sewaktu dulu. Saat sedang berjalan menelusuri taman, adam melihat seorang perempuan sedang duduk di pinggir danau, tepatnya di tempat yang sering adam dan casya duduk dahulu. Adam mengira itu casya tetapi sepertinya ia sedang berkhayal, mana mungkin casya ada disini sedangkan casya pasti sedang sibuk dengan sekolahnya di luar negri, kata adam dalam pikirannya. Segera adam pergi pulang ke rumah.
Sebenarnya perempuan itu adalah benar-benar casya, casya sudah berhari-hari pulang ke sini tetapi ia tidak mengabari siapa-siapa. Casya setiap harinya datang ke taman itu untuk mengingat kenangan-kenangan bersama adam di taman itu. Casya sangat ingin bertemu dengan adam tapi casya takut adam sudah punya pengganti dirinya dan takut mengganggu hubungan adam dengan orang itu.

1 minggu berlalu... sudah sepekan casya berada di sini, ia merasa bosan di rumah dan berniat ingin pergi ke cafe sendirian untuk menghilangkan kebosanannya. Di sisi lain adam pun juga merasa seperti itu dan akhirnya mereka berdua pergi ke cafe itu. Casya telah sampai duluan di cafe itu, 10 menit kemudian adam sampai di cafe itu. Ternyata mereka duduk bersampingan tetapi adam tidak sadar kalau di sampingnya adalah casya, mantan kekasihnya. Mereka berdua saling memandang, berfikir, dan mencoba mengingat wajah itu. Akhirnya casya mengingat sosok laki-laki itu, itu adalah adam mantan kekasihnya dulu yang pernah mengecewakannya. Tetapi casya hanya diam saja tak berkata apa-apa. Akhrinya casya pergi meninggalkan cafe dan pulang ke rumah.
Sampai di rumah casya terus memikirkan laki-laki itu yaitu adam, perasaannya sangat senang bisa bertemu dan melihat adam walaupun adam sepertinya telah lupa dengan wajah casya, mungkin wajah casya sekarang telah berubah semakin cantik natural.
            Sore harinya casya pergi lagi ke taman, sebelum pergi ke taman casya berfikir ingin mengunjungi rumah adam. Ya untuk bersilaturahmi kepada adam dan keluarganya tetapi ia membatalkan niatnya dan lebih baik pergi ke taman, mungkin adam akan ada di sana.
Sudah sangat lama menunggu ternyata adam tidak datang ke taman itu. Sudah berhari-hari casya datang ke taman itu tapi adam tidak datang ke sana. Apa mungkin adam sakit? Apa mungkin ada sudah kerja dan sibuk? Apa aku datang saja ke rumahnya dengan alasan bersilaturahmi? *dalam pikiran casya*
Akhrinya casya memutuskan pergi ke rumah adam. Rumah adam terlihat sepi dan sunyi seperti tidak ada orang di rumah, mungkin kah adam dan keluarganya sedang pergi?. Seorang tetangganya lewat dan menghampiri casya.
Tetangga: “cari siapa dek?”
Casya: “cari adam bu, adam sedang pergi ya? Rumahnya sepi”
Tetangga: “oh adam. Adam sudah pindah rumah habis wisuda dek, dia udah gak tinggal di sini lagi”
Casya: “pindah? Pindah kemana ya bu?”
Tetangga: “kurang tau dek, pindahnya juga mendadak”
Casya: “oh gitu, yaudah makasih ya bu”
Tetangga: “iya sama-sama”
Casya segera pergi meninggalkan rumah adam. Ternyata adam sudah pindah rumah, pantas saja adam sudah tidak pernah datang ke taman itu. Tetapi pindah kemana?
Setelah berbulan-bulan mencari tahu keberadaan adam sekarang casya menyerah, karena ia sudah putus asa untuk mencari adam, mungkin adam pindah ke luar kota.
            Hari ini hujan lebat sedang mengguyur siang itu, casya sedang di perjalanan pulang dan ingin mencari taxi. Casya berteduh di halte untuk menunggu taxi. Setelah lama menunggu tidak ada taxi yang lewat,kalau ada pasti sudah ada penumpangnya. Tak lama kemudian, ada seorang laki-laki yang menghampirinya, ternyata itu adam, adam menghampiri casya di halte dan mengajak pulang bareng naik mobil milik adam. Casya merasa ia sedang bermimpi bertemu adam tapi apa ini mimpi indahku? Adam terus tertawa melihat casya yang bingung seperti itu. Adam mengajak casya pergi ke cafe karena ingin ngobrol bareng, sudah lama tidak bertemu dan ngobrol bareng casya.
Adam: “kamu apa kabar? Udah lama ya gak ketemu”
Casya: “eh iya baik kok, iya udah lama banget ya”
Adam: “gimana sekolahnya disana?”
Casya: “baik-baik aja kok, aku juga udah wisuda disana jadinya aku balik kesini”
Adam: “oh gitu. Kok gak ngabarin? Kan biar aku bisa jemput”
Casya: “aku kira nomor kamu sudah gak aktif dam jadinya aku gak ngabarin, maaf ya”
Adam: “masih aktif kok, iya gpp”
Casya: “kamu sekarang pindah kemana? Aku waktu itu datang ke rumahmu tapi kata tetangga kamu sudah pindah”
Adam: “iya aku sudah pindah selesai wisuda, gak jauh kok aku pindah di perumahan baru dekat rumahmu”
Casya: “dekat rumah ku? Tapi aku kok gak pernah liat kamu ya?”
Adam: “yaiyalah kamu di dalem rumah mulu” *sambil mencubit pipi casya*
Casya: “yeh gak juga kali dam”
Adam: “hahaha. Kamu masih sama ya kaya dulu Cuma wajah kamu aja yang berubah. Aku waktu itu melihat kamu di cafe, apa kamu tau yg duduk di sebelahmu adalah aku?”
Casya: “iya aku tau, tadinya aku mau manggil tapi takut salah orang”
Adam: “oh gitu. Oh iya gimana nih sekarang udah punya pacar baru?”
Casya: “hah? Belum kok, mana sempat aku nyari pacar di sana, di sana cowo pada bullshit semua hahaha”
Adam: “ah mungkin aja ada yang setia hahaha”
Casya: “ih kamu sok tau huhu”
Mereka saling bercanda tawa melepaskan rasa kangen yang bertahun-tahun di pendam dan akhirnya sekarang mereka sudah bertemu kembali. Sekarang mereka jadi dekat kembali seperti dulu waktu SMA. Adam yang sudah memiliki pekerjaan yang layak dan bekerja di perusahaan besar, tiba-tiba datang ke rumah casya dan bertemu dengan orang tua casya. mereka saling berbicara tentang pertemuan mereka.
            Tanpa menunda waktu, adam meniatkan ingin secepatnya melamar casya menjadi istrinya di masa depan. Adam dan keluarganya datang kerumah casya dan bertemu orang tua casya. Adam langsung meminta izin ingin melamar dan segera menikah dengan casya.
1 bulan kemudian mereka menikah dan hidup bahagia, membangun keluarga yang harmonis dan romantis.

Inilah yang namanya cinta sejati, perjuangan, keyakinan, dan kepercayaan terhadap hati yang telah mempertemukan mereka kembali. Walaupun casya sempat kecewa dengan adam tetapi ini adalah akhir dari segalanya, menjadi lebih indah! Jadi, apakah kalian percaya dengan cinta sejati???
"Be believe with yourself and your god, because god was the one who determines your destiny"

Senin, 20 Januari 2014

Lihat ini!!



Kenapa aku selalu salah?
Kenapa aku tak berhak bahagia?
Apa ini jalan hidupku?
Aku yang selalu salah di matamu
Aku di larang berinteraksi dengan duniaku
Di anggap seperti apa aku ini?
Seperti mainan yang terkurung dalam dunia mu
Tetapi, mengapa aku hanya diberi waktu sebentar untuk merasakan bahagia?
Jika aku tau kebahagiaan ku hanya sekejap,
Dan selanjutnya akan datang kesedihan,
Lebih baik tak merasakan kebahagiaan itu sekarang
Aku tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan
Tuhan tolong..
Tolong biarkan aku bahagia dengan dunia ku
Biarkan aku merasakan bagaimana indahnya dunia ku
Biarkan waktu yang menjawab,
Siapa yang akan menyesal di kemudian hari!

Minggu, 05 Januari 2014

Seketika sahabat menjadi pengkhianat



Seketika sahabat menjadi pengkhianat

                Cerita ini termasuk kisah nyata antara aku dan sahabatku. Aku tak menyangka jika sahabat ku sendiri mengkhianati aku, mungkin dia tidak merasa kalau dia mengkhianati sahabatnya sendiri. Silakan di baca!
            Aku tinggal di daerah Jawa Barat tepatnya di kota Bekasi, kini aku masih duduk di bangku SMP dan usiaku baru memasuki 15 tahun. Sudah dari kelas 6 SD aku mengenal yang namanya pacaran, maklumlah perkembangan zaman masa kini. Aku memiliki beberapa sahabat yang baik, asik dan saling mengerti tetapi salah sahabatku ada yang mengkhianati. Namanya Andin, dia itu sebenarnya baik, lucu, aneh, pokoknya asiklah tapi aku gak berfikir dia bisa khianatin aku.
            Awal mulanya sewaktu kami masuk SMP. Sewaktu kelas 7 aku mengenal seorang cowo manis, baik, sopan dan pintar. Dia adalah Alvin, anak guru ku di sekolah. Entah mengapa tiba-tiba aku bisa tertarik dan suka sama alvin padahal banyak yang suka juga sama alvin, tetapi yang tidak aku sangka ternyata alvin juga suka sama aku. Setiap harinya alvin sering menjahili ku, jika aku sedang nulis pasti dia sengaja menyenggol meja ataupun tanganku agar aku memusatkan perhatianku kepadanya.
Guruku pernah berkata kalau alvin tidak boleh pacaran dulu. Saat guruku berkata seperti itu rasanya hatiku sedih, aku yang sudah lama menyukai alvin sehingga kami sama-sama sayang tetapi guruku yang  tak mengizinkannya. Aku sedih dan kecewa dengan hatiku, mengapa aku harus suka padanya kalau akhirnya akan seperti ini?
Tetapi hal itu tak menjadi penghalang untuk hati kami, alvin menyatakan perasaan sayangnya padaku, aku sempat takut untuk menerimanya tetapi aku sangat sayang padanya dan tanpa berfikir lama aku menerimanya menjadi pacarku.
            Cukup lama kami menjalin hubungan tanpa sepengetahuan siapa-siapa tapi ternyata lama-lama banyak yang curiga dengan kedekatan aku dan alvin, banyak sih yang menebak kami pacaran tapi aku selalu menghiraukanya. Aku takut jika aku jujur pasti semua teman-temanku akan mengadu kepada ibunya alvin yang sekaligus guruku juga.
Tetapi akhirnya semua itu terbongkar, alvin mengaku kepada semua teman-temanku jika aku dan dia telah berpacaran. Serentak aku terkejut saat alvin mengakui itu di depan semua teman-temanku. Aku tak marah malah aku merasa senang kalau alvin mengakui aku sebagai pacar tersayangnya.
Saat kelas 8 kami pisah kelas tetapi hubungan kami tetap berjalan dengan baik dan di kelas 8 inilah hubungan kami di setujui oleh ibunya alvin yang sekaligus guruku. Bagiku ini adalah hadiah terindah dari alvin.
            Hubungan kami tak berlangsung lama hanya sekitar 10 bulan saja. Aku sempat jatuh sakit dan harus fokus berobat karna aku sangat ingin benar-benar sembuh, tapi aku bimbang dengan hatiku. Aku tidak tau harus gimana, apakah aku tetap meneruskan hubungan ku dengan alvin atau aku harus mengakhiri hubungan ku dengan alvin?
Dan akhirnya aku mengambil tindakan mengakhiri hubunganku dengan alvin, jujur saja aku tak sanggup saat aku mengatakan “putus” kepada alvin, aku tau bagaimana perasaannya tetapi aku juga tidak mau dia terus-terusan memikirkan aku, jadi aku memilih mengakhiri hubungan kami.

3 bulan kemudian...

            Aku telah sembuh dari sakitku tetapi dokter bilang aku masih harus chek up kesehatan agar perkembangan aku terlihat benar-benar sembuh. Selama aku sakit alvin tetap perhatian sama aku, malah dia sering sekali memberikan kata-kata romantis kepadaku, itulah yang menjadikan semangat aku untuk sembuh J
Sejak aku putus sama alvin, aku sering sekali melihat alvin dekat dengan banyak perempuan yang membuat hati aku cemburu. Disaat inilah aku sering curhat tentang alvin ke puput. Puput sangat mendengarkan curhatku dan sesekali ia menanggapinya. Banyak sekali hal-hal yang aku ceritakan ke puput
Aku: “put gue harus gimana? Sekarang alvin deket sama banyak cewe di sekolah gue kan cemburu, apalagi cewe yang dia deketin itu temen-temen deket gue semua puput”
Puput: “ya kenapa lu waktu itu harus putus sih? Lagian alvinnya juga kan pengen semangatin elu!”
Aku: “iya sih tapi gue takut dia mikirin gue terus nanti malah nilai dia turun, kalo dimarahin ibunya gimana?”
Puput: “iya sih, terus mau lu gimana? Udah lah jauhin aja bair lu ga cemburu terus”
Aku: “jauhin? Pengen sih tapi hati gue masih nyangkut di hati dia hahaha”
Puput: “gaya lu re hahah”

Sejak saat itulah aku mulai melupakan alvin walaupun sebenarnya aku masih sayang sama alvin dan aku juga tidak cerita ke puput kalau aku masih sayang sama alvin. Cukup aku dan hatiaku aja yang tau tentang rasa sayang aku ke alvin.
            Hari demi hari telah berganti, alvin tiba-tiba chatting ke aku dan menanyakan puput sahabatku sendiri, aku tidak tau kenapa alvin tiba-tiba ingin tau tentang puput.
Alvin: “hay”
Aku: “hay juga”
Alvin: “tadi kamu istirahat ke kantin sama temen kamu ya?”
Aku: “oh iya vin emang kenapa?”
Alvin: “kalo boleh tau namanya siapa?”
Aku: “(terdiam sejenak membacanya) dia sahabat aku, kenapa?”
Alvin: “ya namanya siapa?”
Aku: “emangnya kenapa nanyain dia?”
Alvin: “pengen tau aja masa gak boleh?”
Aku: “namanya puput”
Alvin: “oh puput.. cantiknya sama kaya kamu hehehe”
Aku: “ah kamu bisa aja”
Alvin: “bisa dong, apasih yang gak bisa buat kamu”
Aku: “haha iya deh”
Disitu alvin sudah tak membalas lagi chattingku, mungkin dia sudah off atau di suruh ibunya selesai membuka internet. Maklum dia kan pintar jadinya harus belajar terus.
Semakin hari alvin terus menanyakan puput kepada aku, dan sesekali dia meminta nomor hp puput ke aku tapi aku tak mengasihnya. Kemudian aku ceritakan ini ke puput dan puput bilang ia tidak akan pernah suka sama alvin, aku sangat percaya dengan kata-katanya karna waktu itu puput masih punya pacar.
            Dua minggu kemudian puput curhat kepadaku dan dia bilang kalau dia putus sama pacarnya karna pacarnya mau Ujian Nasional (UN) dan puput gak mau sampai hasil UN pacarnya itu jelek makanya puput memilih putus agar pacarnya fokus belajar. puput terlihat menyesal dan gak bisa move on dari pacarnya itu, tapi aku kasih dia semangat seperti dia ngasih aku semangat.
Tak berapa lama kemudian alvin bilang kepadaku katanya dia sudah dapat nomornya puput. Aku kaget saat alvin bilang seperti itu sama aku, lalu aku tanyakan ke puput dan puput bilang, alvin dapat nomornya dari temen sekelasnya yang kenal sama puput. Tapi kenyataannya puput ngebolehin temennya ngasih nomor puput ke alvin, padahal sebelumnya puput bilang ke aku kalau dia tidak akan ngasih nomornya ke alvin, munafik!.
            Dari situlah awalnya bermula, aku tak mau mendengarkan cerita puput kalau cerita itu tentang sms-sms dari alvin karna itu membuatku cemburu. Tapi mau bagaimana lagi, tak mungkin aku tiba-tiba menjauhin andin tanpa alasan yang jelas, apalagi puput itu sahabat yang aku sayang yang sudah aku anggap seperti keluarga sendiri. Puput memang tidak tau kalau aku masih sayang sama alvin karna aku tidak mau cerita.
Setelah beberapa bulan kemudian Puput sms aku tengah malam dan dia bilang kalau dia bingung & galau.
Puput: “ren...”
Aku: “iya kenapa?”
Puput: “gue galau nih
Aku: “galau kenapa? Galau mulu”
Puput: “gue bingung sama perasaan gue”
Aku: “bingung kenapa sih? Cerita aja put”
Puput: “gue beneran sayang ren sama alvin, tapi alvin katanya lagi deket sama cewe lain”
Aku: “(aku menangis dan terdiam) deket sama siapa?”
Puput: “gak tau katanya dia lagi deket sama cewe lain, padahal gue sayang sama dia”
Aku: “kan baru katanya, kalo dia sayang sama lu pasti dia bakal jauhin cewe itu kok. Gue tau banget sifat alvin kaya gimana put. Nanti gue bantu kok”
Puput: “makasih ya ren, lu sahabat gue paling baik sama pengertian :* {}”
Aku: “iya sama-sama, yaudah tidur sana udah malem”
Puput: “okee lu juga ya, night rena”
Aku: “iya night too put”
Aku tak langsung tidur selesai sms puput tetapi aku memikirkan kata-kata puput, dia pernah bilang gak akan suka sama alvin tapi kenapa sekarang dia bilang sayang sama alvin, ya allah puput sadar gak sih udah ngekhianatin aku.
Aku tidak bisa memendam itu sendiri, hati aku lelah, aku ingin cerita sama sahabat aku. Dan akhirnya aku pergi ke rumah sahabat ku yang lainnya yaitu tari, ya dia sahabat aku dari kelas 1 SD dan dia paling mengerti aku, aku sama tari sudah seperti saudara kandung. Pergi kemana-kemana selalu berdua, suka duka pasti sama-sama hehe itu yang bikin aku sayang banget sama tari walaupun aku juga sering berantem karna masalah sepele. Aku ceritakan semuanya ke tari.
Aku: “gue udah lama pengen cerita tentang ini tapi gue takut lu ngomong ke puput nanti. Ya kita kan emang sahabat tapi gak harus semuanya di ceritain ke mereka.”
Tari: “emang lu mau cerita apa kok bawa-bawa puput?”
Aku: “lu tau gak kalau puput khianatin gue?”
Tari: “hah? Khianatin lu? Maksudnya gimana?”
Aku: “jadi gini, gue kan dulu sering banget cerita ke puput tentang sikap alvin yang setelah gue putus sama alvin. Terus alvin tuh nanyain puput sama nanyain nomornya hp terus. Ya gak gue kasih, abis itu gue ceritain semuanya ke puput eh puput bilang gini ‘gue gak mau ngasih nomor gue ke dia, gue juga gak bakal suka sama dia’ tapi tiba-tiba dia ngizinin temennya ngasih nomor puput ke alvin terus semalem puput bilang kalo dia beneran sayang sama alvin!!”
Tari: “serius? Kok puput gitu sih? Emangnya dia gak tau kalo lu masih sayang sama alvin?”
Aku: “engga, gue gak cerita ke siapa-siapa kalo gue masih sayang sama alvin. Gue pikir dia beneran gak kaya gitu tapi ternyata khianatin sahabatnya sendiri”
Tari: “gue tau kok gimana perasaan lu, gue juga pernah di khianatin sahabat sendiri. Nah sekarang lu mau gimana? Tetep sayang sama alvin malah lu sakit hati terus. Kalau seandainya mereka beneran jadian pasti lu tambah sakit hati ren, lupain alvin dari sekarang”
Aku: “gak bisa! Gue sayang sama alvin, gue bakal hancurin hubungan mereka”
Tari: “jangan ren! Lu mau dibilang PHO? Lu terkenal di sekolah, kalo mereka tau lu PHO nanti malah lu di jauhin”
Aku: “iya sih, tapi gue sakit hati
Tari: “cowo bukan Cuma dia! Pokoknya lu harus move on, gue gak mau tau!”
Akhirnya aku hanya terdiam dan meneteslah air mataku, aku tau tari bilang seperti itu karna dia sayang sama aku, karna dia peduli sama aku makanya dia bilang seperti itu.


1 tahun kemudian..

Setelah beberapa lama mereka dekat, mereka saling mengenal, mereka saling sayang dan akhirnya mereka jadian dan menjalin hubungan pacaran. Saat mendengar kabar itu aku kaget dan aku berpura-pura bahagia saat puput memberitahukan kabar itu. Aku berusaha tersenyum bersama puput dan sahabat-sahabat yang lainnya, sebenernya hati aku sakit banget, aku bener-bener pengen nangis tapi aku tahan. Karna aku tak kuat menahan nangis akhirnya aku berlari meninggalkan mereka tetapi tari tetap mengejarku dan melihat aku menangis.
Tari: “ren tunggu.. lu mau kemana?”
Aku: “(tiba-tiba berhenti dan menarik tari ke taman sekolah)”
Tari: “lu kenapa sih ren? Ada apa tiba-tiba lu lari?”
Aku: “lu tadi dengerkan puput ngomong apa? Mereka jadian tar! Mereka jadian! Lu tau kan gimana sakitnya hati gue?!”
Tari: “iya gue tau tapi kan gue udah bilang ke lu waktu itu harus lupain alvin. Lu gak mau dengerin omongan gue, nyeselkan sekarang? Sakit hati banget kan sekarang?”
Aku: “iya gue nyesel”
Tiba-tiba puput dan sahabat-sahabatku yang lainnya menyusul ke taman sekolah dan tak sengaja alvin lewat di taman itu dan ikut bergabung. Mereka menanyakan mengapa tadi aku lari dan menangis. Tadinya aku tidak mau jawab tapi tarimembujukku untuk menceritakan semuanya.
Puput: “ren lu kenapa? Kok lu nangis?”
Tari: “udahlah cerita aja biar masalahnya selesai sekarang. Mumpung ada puput sama alvin”
Alvin: “ada apa sih?”
Aku: “maaf put sebenernya gue masih sayang sama alvin sampe sekarang, waktu itu lu emang nyuruh gue move on dari alvin tapi gue tetep pertahanin perasaan gue ke alvin. Maaf juga kalo gue gak pernah cerita ke lu tentang perasaan gue, gue fikir cukup gue aja yang tau. Lu sadar gak lu udah khianatin gue selama ini? Lu dulu pernah bilang kalo lu gak akan mau ada yg ngasih nomor lu ke alvin dan lu juga bilang kalo lu gak akan sayang sama alvin tapi ternyata semuanya munafik put”
Puput: “maafin gue ren, gue gak tau kalo lu masih sayang sama alvin, gue juga gak bisa mendem perasaan gue ke alvin”
Aku: “yaudah sekarang semuanya udah terjadi kan? Buat apa di sesali? Udah gak ada gunanya lagi kok”
(aku mengenggam tangan puput dan tangan alvin, kemudian aku persatukan tangan mereka)
Aku: “semoga kalian langgeng ya, gue seneng kok ngeliat kalian seneng, jangan sia-siain alvin ya put. Dia cowo baik-baik, gue titip alvin buat lu, jaga alvin baik-baik. Gue sayang sama kalian semua”
Aku menatap matanya alvin dan kemudian pergi meninggalkan mereka di taman sekolah dan kembali ke kelas ku.

Selesai Ujian Nasional dan menunggu hasil pengumuman...

            Rasanya benar-benar lega banget selesai UN dan tinggal menunggu hasil pengumuman, setiap malam aku berdoa mendapat hasil yang memuaskan atas usahaku dan aku juga mendoakan semua teman-teman dan sahabat-sahabatku mendapat hasil yang memuaskan.
Waktu pengumuman telah tiba, jantungku berdetak sangat kencang, aku tidak sabar menunggu hasil pengumuman itu. Saat semua kertas sudah di bagikan sesuai nama, kami di beri aba-aba untuk membukanya, satu.. dua.. tiga... setelah di buka dan di baca ternyata aku lulus 100% dan hasil ujian ku sangat memuaskan. Terima kasih ya allah telah mendengarkan doa-doa kami 
            Setelah itu kami semua berkumpul-kumpul dengan membicarakan hasil ujian ini dan menanyakan akan melanjutkan ke sekolah mana, tapi aku memilih untuk pindah ke luar kota. Mereka sempat kaget dan gak mau aku pindah tapi aku bilang ke mereka kalau orang tua aku pindah tugas ke luar kota makanya aku harus ikut pindah.
           

Inilah hari terakhir aku di disini, mungkin kota ini akan menyimpan sejuta kenangan indah bersama teman, sahabat, dan alvin. Sebelum aku pergi, aku mendatangi tempat-tempat yang sering atau pernah aku kunjungi bersama alvin dan sahabat-sahabatku. Tempat-tempat itulah yang menyimpan banyak kenangan bersama mereka semua.
Aku juga sudah memaafkan puput yang mengkhianati aku, aku sudah mulai ingin sekali melupakan kejadian itu dan aku juga ingin melupakan alvin dari kehidupan aku. Biar waktu yang membantuku melupakan kenangan-kenangan itu.
Aku akan memulai kehidupan ku yang baru di kota yang baru juga.

                “selamat tinggal kota bekasi dan selamat tinggal juga kenangan indah di masa laluku bersama alvin. Kota ini adalah kota terindah buat  aku. Banyak hal yang aku alami disini, bisa kenal mereka dan suka duka bersama mereka semua, aku tidak akan melupakannya. I miss you all. Good bye memories.”

Note: “sahabat adalah teman yang sangat berharga
Dan sekaligus keluarga yang mulia,
Tetapi di sisi lain, sahabat bisa menjadi musuh dalam sekejap.
Sahabat adalah teman terdekat dan musuh terdekat kita.”