Seketika sahabat
menjadi pengkhianat
Cerita ini termasuk
kisah nyata antara aku dan sahabatku. Aku tak menyangka jika sahabat ku sendiri
mengkhianati aku, mungkin dia tidak merasa kalau dia mengkhianati sahabatnya
sendiri. Silakan di baca!
Aku tinggal di daerah Jawa Barat
tepatnya di kota Bekasi, kini aku masih duduk di bangku SMP dan usiaku baru
memasuki 15 tahun. Sudah dari kelas 6 SD aku mengenal yang namanya pacaran,
maklumlah perkembangan zaman masa kini. Aku memiliki beberapa sahabat yang
baik, asik dan saling mengerti tetapi salah sahabatku ada yang mengkhianati.
Namanya Andin, dia itu sebenarnya baik, lucu, aneh, pokoknya asiklah tapi aku
gak berfikir dia bisa khianatin aku.
Awal mulanya sewaktu kami masuk SMP.
Sewaktu kelas 7 aku mengenal seorang cowo manis, baik, sopan dan pintar. Dia
adalah Alvin, anak guru ku di sekolah. Entah mengapa tiba-tiba aku bisa
tertarik dan suka sama alvin padahal banyak yang suka juga sama alvin, tetapi
yang tidak aku sangka ternyata alvin juga suka sama aku. Setiap harinya alvin
sering menjahili ku, jika aku sedang nulis pasti dia sengaja menyenggol meja
ataupun tanganku agar aku memusatkan perhatianku kepadanya.
Guruku
pernah berkata kalau alvin tidak boleh pacaran dulu. Saat guruku berkata
seperti itu rasanya hatiku sedih, aku yang sudah lama menyukai alvin sehingga
kami sama-sama sayang tetapi guruku yang
tak mengizinkannya. Aku sedih dan kecewa dengan hatiku, mengapa aku
harus suka padanya kalau akhirnya akan seperti ini?
Tetapi
hal itu tak menjadi penghalang untuk hati kami, alvin
menyatakan perasaan sayangnya padaku, aku sempat takut untuk menerimanya tetapi
aku sangat sayang padanya dan tanpa berfikir lama aku menerimanya menjadi
pacarku.
Cukup lama kami menjalin hubungan
tanpa sepengetahuan siapa-siapa tapi ternyata lama-lama banyak yang curiga
dengan kedekatan aku dan alvin, banyak sih yang menebak kami pacaran tapi aku
selalu menghiraukanya. Aku takut jika aku jujur pasti semua teman-temanku akan
mengadu kepada ibunya alvin yang sekaligus guruku juga.
Tetapi
akhirnya semua itu terbongkar, alvin mengaku kepada semua teman-temanku jika
aku dan dia telah berpacaran. Serentak aku terkejut saat alvin mengakui itu di
depan semua teman-temanku. Aku tak marah malah aku merasa senang kalau alvin
mengakui aku sebagai pacar tersayangnya.
Saat
kelas 8 kami pisah kelas tetapi hubungan kami tetap berjalan dengan baik dan di
kelas 8 inilah hubungan kami di setujui oleh ibunya alvin yang sekaligus
guruku. Bagiku ini adalah hadiah terindah dari alvin.
Hubungan kami tak berlangsung lama
hanya sekitar 10 bulan saja. Aku sempat jatuh sakit dan harus fokus berobat
karna aku sangat ingin benar-benar sembuh, tapi aku bimbang dengan hatiku. Aku
tidak tau harus gimana, apakah aku tetap meneruskan hubungan ku dengan alvin
atau aku harus mengakhiri hubungan ku dengan alvin?
Dan
akhirnya aku mengambil tindakan mengakhiri hubunganku dengan alvin, jujur saja
aku tak sanggup saat aku mengatakan “putus” kepada alvin, aku tau bagaimana
perasaannya tetapi aku juga tidak mau dia terus-terusan memikirkan aku, jadi
aku memilih mengakhiri hubungan kami.
3
bulan kemudian...
Aku telah sembuh dari sakitku tetapi
dokter bilang aku masih harus chek up kesehatan agar perkembangan aku terlihat
benar-benar sembuh. Selama aku sakit alvin tetap perhatian sama aku, malah dia
sering sekali memberikan kata-kata romantis kepadaku, itulah yang menjadikan
semangat aku untuk sembuh J
Sejak
aku putus sama alvin, aku sering sekali melihat alvin dekat dengan banyak
perempuan yang membuat hati aku cemburu. Disaat inilah aku sering curhat
tentang alvin ke puput. Puput sangat mendengarkan curhatku dan sesekali ia
menanggapinya. Banyak sekali hal-hal yang aku ceritakan ke puput
Aku:
“put gue harus gimana? Sekarang alvin deket sama banyak cewe di sekolah gue kan
cemburu, apalagi cewe yang dia deketin itu temen-temen deket gue semua puput”
Puput:
“ya kenapa lu waktu itu harus putus sih? Lagian alvinnya juga kan pengen
semangatin elu!”
Aku:
“iya sih tapi gue takut dia mikirin gue terus nanti malah nilai dia turun, kalo
dimarahin ibunya gimana?”
Puput:
“iya sih, terus mau lu gimana? Udah lah jauhin aja bair lu ga cemburu terus”
Aku:
“jauhin? Pengen sih tapi hati gue masih nyangkut di hati dia hahaha”
Puput:
“gaya lu re hahah”
Sejak
saat itulah aku mulai melupakan alvin walaupun sebenarnya aku masih sayang sama
alvin dan aku juga tidak cerita ke puput kalau aku masih sayang sama alvin.
Cukup aku dan hatiaku aja yang tau tentang rasa sayang aku ke alvin.
Hari demi hari telah berganti, alvin
tiba-tiba chatting ke aku dan menanyakan puput sahabatku sendiri, aku tidak tau
kenapa alvin tiba-tiba ingin tau tentang puput.
Alvin:
“hay”
Aku:
“hay juga”
Alvin:
“tadi kamu istirahat ke kantin sama temen kamu ya?”
Aku:
“oh iya vin emang kenapa?”
Alvin:
“kalo boleh tau namanya siapa?”
Aku:
“(terdiam sejenak membacanya) dia sahabat aku, kenapa?”
Alvin:
“ya namanya siapa?”
Aku:
“emangnya kenapa nanyain dia?”
Alvin:
“pengen tau aja masa gak boleh?”
Aku:
“namanya puput”
Alvin:
“oh puput.. cantiknya sama kaya kamu hehehe”
Aku:
“ah kamu bisa aja”
Alvin:
“bisa dong, apasih yang gak bisa buat kamu”
Aku:
“haha iya deh”
Disitu
alvin sudah tak membalas lagi chattingku, mungkin dia sudah off atau di suruh
ibunya selesai membuka internet. Maklum dia kan pintar jadinya harus belajar
terus.
Semakin
hari alvin terus menanyakan puput kepada aku, dan sesekali dia meminta nomor hp puput ke aku tapi aku tak mengasihnya. Kemudian aku ceritakan ini ke puput dan puput bilang ia tidak akan pernah suka sama alvin, aku sangat percaya dengan
kata-katanya karna waktu itu puput masih punya pacar.
Dua minggu kemudian puput curhat
kepadaku dan dia bilang kalau dia putus sama pacarnya karna pacarnya mau Ujian
Nasional (UN) dan puput gak mau sampai hasil UN pacarnya itu jelek makanya puput memilih putus agar pacarnya fokus belajar. puput terlihat menyesal dan
gak bisa move on dari pacarnya itu, tapi aku kasih dia semangat seperti dia
ngasih aku semangat.
Tak berapa lama kemudian alvin bilang kepadaku
katanya dia sudah dapat nomornya puput. Aku kaget saat alvin bilang seperti itu
sama aku, lalu aku tanyakan ke puput dan puput bilang, alvin dapat nomornya dari
temen sekelasnya yang kenal sama puput. Tapi kenyataannya puput ngebolehin
temennya ngasih nomor puput ke alvin, padahal sebelumnya puput bilang ke aku
kalau dia tidak akan ngasih nomornya ke alvin, munafik!.
Dari situlah awalnya bermula, aku
tak mau mendengarkan cerita puput kalau cerita itu tentang sms-sms dari alvin
karna itu membuatku cemburu. Tapi mau bagaimana lagi, tak mungkin aku tiba-tiba
menjauhin andin tanpa alasan yang jelas, apalagi puput itu sahabat yang aku
sayang yang sudah aku anggap seperti keluarga sendiri. Puput memang tidak tau
kalau aku masih sayang sama alvin karna aku tidak mau cerita.
Setelah
beberapa bulan kemudian Puput sms aku tengah malam dan dia bilang kalau dia
bingung & galau.
Puput:
“ren...”
Aku:
“iya kenapa?”
Puput:
“gue galau nih ”
Aku:
“galau kenapa? Galau mulu”
Puput:
“gue bingung sama perasaan gue”
Aku:
“bingung kenapa sih? Cerita aja put”
Puput:
“gue beneran sayang ren sama alvin, tapi alvin katanya lagi deket sama cewe
lain”
Aku:
“(aku menangis dan terdiam) deket sama siapa?”
Puput:
“gak tau katanya dia lagi deket sama cewe lain, padahal gue sayang sama dia”
Aku:
“kan baru katanya, kalo dia sayang sama lu pasti dia bakal jauhin cewe itu kok.
Gue tau banget sifat alvin kaya gimana put. Nanti gue bantu kok”
Puput:
“makasih ya ren, lu sahabat gue paling baik sama pengertian :* {}”
Aku:
“iya sama-sama, yaudah tidur sana udah malem”
Puput:
“okee lu juga ya, night rena”
Aku:
“iya night too put”
Aku
tak langsung tidur selesai sms puput tetapi aku memikirkan kata-kata puput, dia
pernah bilang gak akan suka sama alvin tapi kenapa sekarang dia bilang sayang
sama alvin, ya allah puput sadar gak sih udah ngekhianatin aku.
Aku
tidak bisa memendam itu sendiri, hati aku lelah, aku ingin cerita sama sahabat
aku. Dan akhirnya aku pergi ke rumah sahabat ku yang lainnya yaitu tari, ya
dia sahabat aku dari kelas 1 SD dan dia paling mengerti aku, aku sama tari
sudah seperti saudara kandung. Pergi kemana-kemana selalu berdua, suka duka
pasti sama-sama hehe itu yang bikin aku sayang banget sama tari walaupun aku
juga sering berantem karna masalah sepele. Aku ceritakan semuanya ke tari.
Aku:
“gue udah lama pengen cerita tentang ini tapi gue takut lu ngomong ke puput
nanti. Ya kita kan emang sahabat tapi gak harus semuanya di ceritain ke
mereka.”
Tari:
“emang lu mau cerita apa kok bawa-bawa puput?”
Aku:
“lu tau gak kalau puput khianatin gue?”
Tari:
“hah? Khianatin lu? Maksudnya gimana?”
Aku:
“jadi gini, gue kan dulu sering banget cerita ke puput tentang sikap alvin yang
setelah gue putus sama alvin. Terus alvin tuh nanyain puput sama nanyain
nomornya hp terus. Ya gak gue kasih, abis itu gue ceritain semuanya ke puput eh puput bilang gini ‘gue gak mau ngasih nomor gue ke dia, gue juga gak bakal suka
sama dia’ tapi tiba-tiba dia ngizinin temennya ngasih nomor puput ke alvin
terus semalem puput bilang kalo dia beneran sayang sama alvin!!”
Tari:
“serius? Kok puput gitu sih? Emangnya dia gak tau kalo lu masih sayang sama
alvin?”
Aku:
“engga, gue gak cerita ke siapa-siapa kalo gue masih sayang sama alvin. Gue
pikir dia beneran gak kaya gitu tapi ternyata khianatin sahabatnya sendiri”
Tari:
“gue tau kok gimana perasaan lu, gue juga pernah di khianatin sahabat sendiri.
Nah sekarang lu mau gimana? Tetep sayang sama alvin malah lu sakit hati terus.
Kalau seandainya mereka beneran jadian pasti lu tambah sakit hati ren, lupain
alvin dari sekarang”
Aku:
“gak bisa! Gue sayang sama alvin, gue bakal hancurin hubungan mereka”
Tari:
“jangan ren! Lu mau dibilang PHO? Lu terkenal di sekolah, kalo mereka tau lu PHO
nanti malah lu di jauhin”
Aku:
“iya sih, tapi gue sakit hati”
Tari:
“cowo bukan Cuma dia! Pokoknya lu harus move on, gue gak mau tau!”
Akhirnya
aku hanya terdiam dan meneteslah air mataku, aku tau tari bilang seperti itu
karna dia sayang sama aku, karna dia peduli sama aku makanya dia bilang seperti
itu.
1
tahun kemudian..
Setelah beberapa lama mereka dekat, mereka
saling mengenal, mereka saling sayang dan akhirnya mereka jadian dan menjalin
hubungan pacaran. Saat mendengar kabar itu aku kaget dan aku berpura-pura
bahagia saat puput memberitahukan kabar itu. Aku berusaha tersenyum bersama puput dan sahabat-sahabat yang lainnya, sebenernya hati aku sakit banget, aku
bener-bener pengen nangis tapi aku tahan. Karna aku tak kuat menahan nangis
akhirnya aku berlari meninggalkan mereka tetapi tari tetap mengejarku dan
melihat aku menangis.
Tari:
“ren tunggu.. lu mau kemana?”
Aku:
“(tiba-tiba berhenti dan menarik tari ke taman sekolah)”
Tari:
“lu kenapa sih ren? Ada apa tiba-tiba lu lari?”
Aku:
“lu tadi dengerkan puput ngomong apa? Mereka jadian tar! Mereka jadian! Lu
tau kan gimana sakitnya hati gue?!”
Tari:
“iya gue tau tapi kan gue udah bilang ke lu waktu itu harus lupain alvin. Lu
gak mau dengerin omongan gue, nyeselkan sekarang? Sakit hati banget kan
sekarang?”
Aku:
“iya gue nyesel”
Tiba-tiba puput dan sahabat-sahabatku yang lainnya menyusul ke taman sekolah dan tak
sengaja alvin lewat di taman itu dan ikut bergabung. Mereka menanyakan mengapa
tadi aku lari dan menangis. Tadinya aku tidak mau jawab tapi tarimembujukku
untuk menceritakan semuanya.
Puput:
“ren lu kenapa? Kok lu nangis?”
Tari:
“udahlah cerita aja biar masalahnya selesai sekarang. Mumpung ada puput sama
alvin”
Alvin:
“ada apa sih?”
Aku:
“maaf put sebenernya gue masih sayang sama alvin sampe sekarang, waktu itu lu
emang nyuruh gue move on dari alvin tapi gue tetep pertahanin perasaan gue ke
alvin. Maaf juga kalo gue gak pernah cerita ke lu tentang perasaan gue, gue
fikir cukup gue aja yang tau. Lu sadar gak lu udah khianatin gue selama ini? Lu
dulu pernah bilang kalo lu gak akan mau ada yg ngasih nomor lu ke alvin dan lu
juga bilang kalo lu gak akan sayang sama alvin tapi ternyata semuanya munafik put”
Puput:
“maafin gue ren, gue gak tau kalo lu masih sayang sama alvin, gue juga gak bisa
mendem perasaan gue ke alvin”
Aku:
“yaudah sekarang semuanya udah terjadi kan? Buat apa di sesali? Udah gak ada
gunanya lagi kok”
(aku
mengenggam tangan puput dan tangan alvin, kemudian aku persatukan tangan
mereka)
Aku:
“semoga kalian langgeng ya, gue seneng kok ngeliat kalian seneng, jangan
sia-siain alvin ya put. Dia cowo baik-baik, gue titip alvin buat lu, jaga alvin
baik-baik. Gue sayang sama kalian semua”
Aku
menatap matanya alvin dan kemudian pergi meninggalkan mereka di taman sekolah
dan kembali ke kelas ku.
Selesai
Ujian Nasional dan menunggu hasil pengumuman...
Rasanya benar-benar lega banget
selesai UN dan tinggal menunggu hasil pengumuman, setiap malam aku berdoa
mendapat hasil yang memuaskan atas usahaku dan aku juga mendoakan semua
teman-teman dan sahabat-sahabatku mendapat hasil yang memuaskan.
Waktu
pengumuman telah tiba, jantungku berdetak sangat kencang, aku tidak sabar
menunggu hasil pengumuman itu. Saat semua kertas sudah di bagikan sesuai nama,
kami di beri aba-aba untuk membukanya, satu.. dua.. tiga... setelah di buka dan
di baca ternyata aku lulus 100% dan hasil ujian ku sangat memuaskan. Terima
kasih ya allah telah mendengarkan doa-doa kami
Setelah itu kami semua
berkumpul-kumpul dengan membicarakan hasil ujian ini dan menanyakan akan
melanjutkan ke sekolah mana, tapi aku memilih untuk pindah ke luar kota. Mereka
sempat kaget dan gak mau aku pindah tapi aku bilang ke mereka kalau orang tua
aku pindah tugas ke luar kota makanya aku harus ikut pindah.
Inilah hari terakhir aku di disini, mungkin
kota ini akan menyimpan sejuta kenangan indah bersama teman, sahabat, dan
alvin. Sebelum aku pergi, aku mendatangi tempat-tempat yang sering atau pernah
aku kunjungi bersama alvin dan sahabat-sahabatku. Tempat-tempat itulah yang
menyimpan banyak kenangan bersama mereka semua.
Aku juga sudah memaafkan puput yang
mengkhianati aku, aku sudah mulai ingin sekali melupakan kejadian itu dan aku
juga ingin melupakan alvin dari kehidupan aku. Biar waktu yang membantuku
melupakan kenangan-kenangan itu.
Aku akan memulai kehidupan ku yang baru di kota
yang baru juga.
“selamat tinggal
kota bekasi dan selamat tinggal juga kenangan indah di masa laluku bersama
alvin. Kota ini adalah kota terindah buat
aku. Banyak hal yang aku alami disini, bisa kenal mereka dan suka duka
bersama mereka semua, aku tidak akan melupakannya. I miss you all. Good bye
memories.”
Note:
“sahabat adalah teman yang sangat berharga
Dan
sekaligus keluarga yang mulia,
Tetapi
di sisi lain, sahabat bisa menjadi musuh dalam sekejap.
Sahabat
adalah teman terdekat dan musuh terdekat kita.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar